Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2018

Ada Logika Gak Nyambung Dari Tarif Pajak

Ada logika gak nyambung dari tarif pajak . Melalui Menteri Keuangan, Pemeri ntah seringkali mengatakan bahwa negara membutuhkan kontribusi para warga negaranya untuk taat membayar pajak. Pajak dibutuhkan untuk membiayai pembangunan, katanya. Setiap rupiah yang kita kontribusikan melalui pajak ke negara akan sangat berarti. Tapi koq , pemerintah baru-baru ini menurunkan tarif pajak bagi UMKM yang tadinya 1% menjadi 0,5%? Apa gak tambah kecil pajak yang diterima negara? Terus membiayai pembangungan dari mana? Oke , ada tiga alasan mengapa tarif pajak ini turun. Yang pertama, memberikan rasa keadilan kepada para pelaku UMKM. Kedua, Pemerintah ingin menambah basis data perpajakan. Ketiga, supaya UMKM lebih berperan dalam meningkatkan perekonomian nasional. Pertama, yang kita tahu selama ini, tarif pajak diberlakukan progresif. Makin tinggi penghasilan seseorang, semakin tinggi pula tarif pajaknya. UMKM seringkali dirintis oleh orang yang berpenghasilan pas-pasan . Kemudian deng...

Pemimpin itu...

lima nama yang saya idolakan sebagai pemimpin. 1. Tan Malaka Tan malaka adalah seorang pemberani dan seorang pemimpin pergerakan yang revolusioner. Bisa dibilang, saat itu Tan Malaka adalah seorang pemberontak yang sebenar-benarnya, karena sangat berani memperjuangkan nilai-nilai yang sangat dia yakini.  Dalam hal patriotisme, Tan Malaka adalah inspirasi saya. Karir pergerakan Tan Malaka dimulai dari pengalamannya saat menjadi guru bagi para buruh tebu. Tan Malaka kala itu tak mampu menahan amarahnya atas perlakuan tidak adil Belanda terhadap kaum pribumi. Berawal dari itu, Tan Malaka berusaha untuk terus melawan penjajahan Belanda dengan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia seratus persen. Dalam kehidupan pergerakannya, Tan Malaka bergabung dengan Partai Komunis Hindia yang kala itu berjalan dengan seadanya. Singkat cerita, Tan Malaka berhasil membuat Partai Komunis diperhitungkan Pemerintah Hindia Belanda sebagai partai pergerakan yang berbahaya. Tan Malaka terus meyaki...