Langsung ke konten utama

Ahh... Mariana...

22 Oktober 2014, pukul 09.32

Seorang bayi perempuan lahir pada hari itu. Wajahnya cantik, bibirnya merona, rambutnya halus.
Ayahnya disampingnya memandanginya, rasa haru penuh syukur mendesak di dadanya, inilah putri pertamanya. Bertambah satu lagi bidadarinya.

Mariana, bayi perempuan itu dinamakannya Mariana. Nama lengkapnya Mariana Sheezan Azzalfa.
Cantik benar namanya, jika diartikan maka kau akan mendapati nuansa bahari di nama itu.

Seorang wanita tangguh, cantik, lagi lembut bagaikan mutiara di lautan. Tapi hey, tunggu dulu. Kata sang ayah, ada makna lagi dibalik nama itu. Kesalnya, sang ayah coba sedikit berteka-teki, atau retorika mungkin lebih tepatnya. Dia bertanya tahukah kamu puncak tertinggi di dunia ini? Ya, aku tahulah, semua orang juga tahu! Namun pertanyaannya berlanjut ke titik terdalam di dunia. Aku tahu itu pasti lautan. Lautan atlantik mungkin. Ah, apa ya.. tak tahulah..

“Titik terdalam itu adalah sebuah palung. Letaknya di samudra pasifik di antara kepulauan jepang dan filipina sana. Aku juga tak tahu letak koordinatnya, tapi yang aku tau kedalamannya sekitar 11.000 meter, dan jika kamu ke dasarnya, gelapnya akan membuat kamu buta, tekanannya akan membuat tubuhmu remuk!”

“Seram juga”, kataku.

“Nama Palung itu adalah Palung Mariana”.

“Wow...”

“Saat orang berlomba-lomba dan berbangga pergi ke ketinggian, 3000 meter, 5000 meter, orang bahkan tidak banyak yang mengetahui tentang keberadaan titik terdalam. Laut katamu? Untung bukan danau laut mati yang kau sebut. Yang pasti, dibalik kedalamannya, dibalik kekuatannya, Mariana masih memiliki kesederhanaan. Padahal, jika dibandingkan dengan Puncak Everest di Himalaya sana, kedalamannya masih terpaut 2000 meter. Itu sama saja dua kilometer, kau tahu? Berjalan satu kilo saja kau pasti sudah mengeluh. Berarti menjadi dua kali lipat keluhanmu jika berjalan dua kilo.

Sebagai seorang ayah, aku ingin anakku tetap tidak mengumbar apa yang sudah berhasil dilakukannya, aku tak mau dia seperti ayahnya yang sombong, aku ingin dia tetap sederhana sekecil apapun keberhasilan yang dia buat. Maka jika sudah berhasil berbuat sesuatu yang besar, dia tidak lupa bagaimana caranya sederhana. Hahaha, keren gak?”

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Apalah arti sebuah nama kata Shakespeares. Ya, aku sendiri mungkin bisa saja setuju, tapi memang aku lebih setuju lagi dengan arti dari sebuah nama yang memiliki makna. Bagaimanapun, sebuah nama akan memiliki ceritanya sendiri dan cerita tentang nama itu berawal dari ditetapkannya nama itu sendiri.




Ahh... Mariana..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sampai jumpa kembali...!

Alhamdulillah, saya patut bersyukur bahwa selama saya masuk di dunia kerja, saya bertemu dengan para atasan langsung yang luar biasa. Dedikasi dan kapabilitasnya sungguh sangat menginspirasi saya. Namun sebagaimana statistik, selalu saja ada pencilan. Harap dimaklumi.  Wawasan saya tentang atasan paling baik hanya terbatas pada Bu Evi Karmilah. Beliau adalah seorang veteran di bidang migas. Kalau tak salah dari pertama penempatan sampai jadi Kasi, beliau selalu di migas. Bukti kehebatan beliau adalah, beliau lah yang merancang hampir semua kertas kerja migas sampai akhirnya dilakukan penyesuaian oleh veteran lainnya, yaitu mas Yudi. Hidup yang terus bergerak maju akhirnya mengharuskan saya menembus batasan wawasan saya. Ternyata ada Kasi yang lebih hebat dari Bu Evi. Jika saja beliau mempunyai waktu yang sama dengan Bu Evi, saya yakin pengetahuan beliau akan melampaui Bu Evi. Tipe bekerjanya mirip, kecepatan pemahaman akan hal baru sangat cepat, biarpun tidak sampai sedetil Bu Evi....

Pemimpin itu...

lima nama yang saya idolakan sebagai pemimpin. 1. Tan Malaka Tan malaka adalah seorang pemberani dan seorang pemimpin pergerakan yang revolusioner. Bisa dibilang, saat itu Tan Malaka adalah seorang pemberontak yang sebenar-benarnya, karena sangat berani memperjuangkan nilai-nilai yang sangat dia yakini.  Dalam hal patriotisme, Tan Malaka adalah inspirasi saya. Karir pergerakan Tan Malaka dimulai dari pengalamannya saat menjadi guru bagi para buruh tebu. Tan Malaka kala itu tak mampu menahan amarahnya atas perlakuan tidak adil Belanda terhadap kaum pribumi. Berawal dari itu, Tan Malaka berusaha untuk terus melawan penjajahan Belanda dengan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia seratus persen. Dalam kehidupan pergerakannya, Tan Malaka bergabung dengan Partai Komunis Hindia yang kala itu berjalan dengan seadanya. Singkat cerita, Tan Malaka berhasil membuat Partai Komunis diperhitungkan Pemerintah Hindia Belanda sebagai partai pergerakan yang berbahaya. Tan Malaka terus meyaki...

Pertama

This is the first time! The first step! Pecah telur! Belah duren! Apapun istilahnya, inilah yang berhasil saya tulis pertama kali dalam blog ini. Saya ingin menulis lebih banyak lagi. Ingin menuangkan ide-ide lainnya. Sudah saatnya saya bukan hanya memperhatikan. Bukan hanya diam ataupun mengoceh sendiri. Saatnya menuangkannya! Untuk diri saya sendiri, Selamat!!!!