Langsung ke konten utama

Salah Siapa?

Kita melihat banyak sekali penyimpangan, banyak sekali hal-hal negatif yang seharusnya tidak dilakukan, tapi kita hanya bisa merasa jengkel dan bertanya salah siapa?


Suatu waktu di commuter line, kita melihat seseorang membuang sampah sembarangan tepat di depan kita.

Suatu waktu, kita melilhat ibu-ibu dengan leluasanya membuang sampah di sungai yang menjadi pengendali banjir.

Di suatu malam, anak SMP dengan leluasa mencumbu “kekasihnya” dengan nafsunya.

Lalu, di berbagai media sosial kita tertawa dengan bangganya bahwa kita adalah generasi 90-an, lalu kita akan bisa bilang “kasian sekali generasi sekarang”.

Semua itu salah siapa?


 ***

Ini orang buang sampah koq ya sembarangan sih, di tempat rapi bersih begini?

Oalah bu... bu.. udah berumur koq ya ga punya malu tho? Buang sampah mbok ya di tempatnya gitu lho..

Astaghfirullah.. ini bocah-bocah kencing belom lempeng udah sebegitunya pacaran..

Rasain noh anak jaman sekarang kagak ada lagi yang namanya tak umpet, adanya gadget. Nunduk mulu.. hahai...


*** 

Yaelah ada petugas kebersihan ini, santai aja kalee... mereka dibayar juga buat ngebersihin sampah. Siapa juga yang mau protes?

Ga ada tempat sampah yang deket, jadi ya buang aja di kali. Kalo banjir sih urusan pemerintah bukan urusan gua. Kagak ada yang bakal ngelaporin ini.

Anjiir... asik banget ini mah bisa dapet to*et. Besok-besok gua ajak ke sini lagi lah, yang lain juga cuma ngeliatin bisanya, iri kali.

Di luar panas, mending main ipad aja lah, ga capek, ga bikin sakit, lagian ga ada yang asik di luar, adanya polusi. Ga ada pula yang ngajak main keluar


***
 
INI SEMUA SALAH SIAPA???

ADA YANG TAHU INI SALAH SIAPA?

SALAH SIAPA????

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sampai jumpa kembali...!

Alhamdulillah, saya patut bersyukur bahwa selama saya masuk di dunia kerja, saya bertemu dengan para atasan langsung yang luar biasa. Dedikasi dan kapabilitasnya sungguh sangat menginspirasi saya. Namun sebagaimana statistik, selalu saja ada pencilan. Harap dimaklumi.  Wawasan saya tentang atasan paling baik hanya terbatas pada Bu Evi Karmilah. Beliau adalah seorang veteran di bidang migas. Kalau tak salah dari pertama penempatan sampai jadi Kasi, beliau selalu di migas. Bukti kehebatan beliau adalah, beliau lah yang merancang hampir semua kertas kerja migas sampai akhirnya dilakukan penyesuaian oleh veteran lainnya, yaitu mas Yudi. Hidup yang terus bergerak maju akhirnya mengharuskan saya menembus batasan wawasan saya. Ternyata ada Kasi yang lebih hebat dari Bu Evi. Jika saja beliau mempunyai waktu yang sama dengan Bu Evi, saya yakin pengetahuan beliau akan melampaui Bu Evi. Tipe bekerjanya mirip, kecepatan pemahaman akan hal baru sangat cepat, biarpun tidak sampai sedetil Bu Evi....

Pemimpin itu...

lima nama yang saya idolakan sebagai pemimpin. 1. Tan Malaka Tan malaka adalah seorang pemberani dan seorang pemimpin pergerakan yang revolusioner. Bisa dibilang, saat itu Tan Malaka adalah seorang pemberontak yang sebenar-benarnya, karena sangat berani memperjuangkan nilai-nilai yang sangat dia yakini.  Dalam hal patriotisme, Tan Malaka adalah inspirasi saya. Karir pergerakan Tan Malaka dimulai dari pengalamannya saat menjadi guru bagi para buruh tebu. Tan Malaka kala itu tak mampu menahan amarahnya atas perlakuan tidak adil Belanda terhadap kaum pribumi. Berawal dari itu, Tan Malaka berusaha untuk terus melawan penjajahan Belanda dengan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia seratus persen. Dalam kehidupan pergerakannya, Tan Malaka bergabung dengan Partai Komunis Hindia yang kala itu berjalan dengan seadanya. Singkat cerita, Tan Malaka berhasil membuat Partai Komunis diperhitungkan Pemerintah Hindia Belanda sebagai partai pergerakan yang berbahaya. Tan Malaka terus meyaki...

Pertama

This is the first time! The first step! Pecah telur! Belah duren! Apapun istilahnya, inilah yang berhasil saya tulis pertama kali dalam blog ini. Saya ingin menulis lebih banyak lagi. Ingin menuangkan ide-ide lainnya. Sudah saatnya saya bukan hanya memperhatikan. Bukan hanya diam ataupun mengoceh sendiri. Saatnya menuangkannya! Untuk diri saya sendiri, Selamat!!!!