Langsung ke konten utama

Dua proyek


Sejauh ini kami sudah meluncurkan dua proyek pemesanan makanan, yaitu pempek dan kue nastar. Untuk pempek sudah kami luncurkan sejak Januari tahun lalu, sementara kue nastar kami luncurkan di bulan Ramadan ini. Kami patut bersyukur, respon di kedua proyek tersebut sangat baik. Mereka yang sudah membeli memberikan penilaian yang sangat baik dengan rasanya.


Sebenarnya, soal rasa adalah murni penilaian dari para pembeli. Sebuah pariwara kecap mengatakan kalau rasa tidak pernah bohong. Kalau memang enak dari sananya, yasudah, enaklah dia. Biarpun kami sebagai penjual mengklaim rasanya enak, kalau belum dicap oleh lidah, maka klaim hanya sekadar klaim, tidak berarti apa-apa. Begitu kira-kira.


Yang ingin kami tekankan sebenarnya biarlah soal rasa menjadi ranah pembeli. Kami tidak bisa memaksa, tidak bisa mengontrol penilaian. Ranah kami, adalah hal yang bisa kami kontrol. Bahan dan harga.


Kali ini kami akan menjelaskan bagaimana kebijakan bahan yang kami gunakan. Sementara untuk harga, akan kami muat dalam kesempatan berikutnya.


Mari kita perhatikan bagaimana chef kelas dunia memasak. Polanya dimulai dari pemilihan bahan yang baik, dan bahan terbaik adalah bahan yang segar. Kami mulai dari sana. Kami memilih bahan yang segar. Sistem yang kami jalankan saat ini adalah, begitu ada pesanan, maka kami kerjakan. Hal ini membuat kami tidak menyetok bahan terlalu lama, pun dengan hasil jadinya. Ada pesanan, beli bahan, buat, kirim ke pelanggan.


Kebijakan bahan yang kami gunakan selanjutnya adalah, bahan didapat dari sumber yang kami percayai. Saya sendiri adalah orang yang kalau sudah puas dengan suatu barang atau suatu pelayanan, enggan berpindah ke penyedia lain. Saya butuh dikecewakan terlebih dahulu baru saya bisa berpindah. Tak jauh beda dengan istri saya. Pada pokoknya, kami lebih memilih membangun kepercayaan. Dengan adanya kepercayaan, kami berkeyakinan akan terus mendapat bahan segar yang berkualitas baik. Kepercayaan ini juga berpengaruh terhadap merk bahan tertentu yang kami pakai. Sebagai pembeli bahan, kami ingin membangun kepercayaan dengan penyedia. Sementara sebagai penjual, kami juga ingin mendapatkan kepercayaan dari konsumen. Karena itu, kami tidak akan memakai bahan yang kualitasnya ala kadarnya.


Apakah dengan kualitas bahan yang segar dan kualitas bagus rasanya dijamin enak? Ya ga gitu juga lah… Ada teknik memasak dan campuran bahan yang merupakan rahasia dapur kami. Ditambah lagi, ada perjanjian dari pewaris resep untuk tidak memberi tahu resep kepada orang lain. Jika kami memberi tahu resep tersebut, tentu saja kami berkhianat. Hal yang bertolak belakang dengan nilai kepercayaan yang telah kami sebutkan sebelumnya…


Kepada para pembeli, kami mengucapkan terima kasih telah mempercayai kami. Semoga makanan yang telah Anda beli di kami dapat memberikan manfaat dan keberkahan bagi Anda. Minimal, sedikit menunda lapar. 


Semoga masih ada kesempatan bagi kami untuk dapat meluncurkan proyek berikutnya…


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sampai jumpa kembali...!

Alhamdulillah, saya patut bersyukur bahwa selama saya masuk di dunia kerja, saya bertemu dengan para atasan langsung yang luar biasa. Dedikasi dan kapabilitasnya sungguh sangat menginspirasi saya. Namun sebagaimana statistik, selalu saja ada pencilan. Harap dimaklumi.  Wawasan saya tentang atasan paling baik hanya terbatas pada Bu Evi Karmilah. Beliau adalah seorang veteran di bidang migas. Kalau tak salah dari pertama penempatan sampai jadi Kasi, beliau selalu di migas. Bukti kehebatan beliau adalah, beliau lah yang merancang hampir semua kertas kerja migas sampai akhirnya dilakukan penyesuaian oleh veteran lainnya, yaitu mas Yudi. Hidup yang terus bergerak maju akhirnya mengharuskan saya menembus batasan wawasan saya. Ternyata ada Kasi yang lebih hebat dari Bu Evi. Jika saja beliau mempunyai waktu yang sama dengan Bu Evi, saya yakin pengetahuan beliau akan melampaui Bu Evi. Tipe bekerjanya mirip, kecepatan pemahaman akan hal baru sangat cepat, biarpun tidak sampai sedetil Bu Evi....

Pemimpin itu...

lima nama yang saya idolakan sebagai pemimpin. 1. Tan Malaka Tan malaka adalah seorang pemberani dan seorang pemimpin pergerakan yang revolusioner. Bisa dibilang, saat itu Tan Malaka adalah seorang pemberontak yang sebenar-benarnya, karena sangat berani memperjuangkan nilai-nilai yang sangat dia yakini.  Dalam hal patriotisme, Tan Malaka adalah inspirasi saya. Karir pergerakan Tan Malaka dimulai dari pengalamannya saat menjadi guru bagi para buruh tebu. Tan Malaka kala itu tak mampu menahan amarahnya atas perlakuan tidak adil Belanda terhadap kaum pribumi. Berawal dari itu, Tan Malaka berusaha untuk terus melawan penjajahan Belanda dengan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia seratus persen. Dalam kehidupan pergerakannya, Tan Malaka bergabung dengan Partai Komunis Hindia yang kala itu berjalan dengan seadanya. Singkat cerita, Tan Malaka berhasil membuat Partai Komunis diperhitungkan Pemerintah Hindia Belanda sebagai partai pergerakan yang berbahaya. Tan Malaka terus meyaki...

Pertama

This is the first time! The first step! Pecah telur! Belah duren! Apapun istilahnya, inilah yang berhasil saya tulis pertama kali dalam blog ini. Saya ingin menulis lebih banyak lagi. Ingin menuangkan ide-ide lainnya. Sudah saatnya saya bukan hanya memperhatikan. Bukan hanya diam ataupun mengoceh sendiri. Saatnya menuangkannya! Untuk diri saya sendiri, Selamat!!!!