Langsung ke konten utama

Pertanyaan Itu Dimulai Juga

Saya selalu merasa tertarik mengenai hal yang berhubungan dengan angkasa luar. Bahasan tentang hal tersebut akan membawa kita kepada berbagai macam teori alam semesta yg belum terpecahkan. Seru sekali, dan saya mencoba untuk memberitahukan keseruan itu kepada Mariana. Saya pernah mencobanya dengan menawarinya sebuah buku. Dia tak tertarik. Saya memberikan sebuah gambar. Tak tertarik juga. Video alam semesta di Youtube. Tertarik sedikit. Dia tertarik dengan perbandingan besaran planet bumi dengan bintang raksasa di alam semesta yang berhasil manusia temukan sejauh ini.

Saya kira saya sudah berhasil menggugah keingintahuannya tentang angkasa luar dan alam semesta, namun saya salah. Setelah video itu tidak ada pertanyaan lanjutan. Sampai kemudian dia menonton petualangan Doraemon kemarin siang. Ceritanya doraemon, bersama nobita, shizuka, giant, dan suneo, tentunya, menjelajah waktu ke masa saat bumi berada pada zaman es. Tumben, mariana mau menonton petualangan doraemon sampai habis.

Nah, malam harinya, menjelang tidur, mulailah pertanyaan itu datang. Awalnya sederhana. "emang bumi itu ada dua ya? Yang satu yg biasa, satu lagi yang ada esnya?" Lalu berlanjut, "Kenapa ada zaman es? Kenapa air bisa jadi es? Emang air terbuat dari apa? Kenapa bisa ada es di bumi, emang siapa yg niup? Koq cuaca bisa ganti2? Emang planet itu terbuat dari apa? Kalo bumi itu bergerak, kenapa kita ga kerasa? Kenapa bumi itu muter2?"

Untungnya semua pertanyaan tersebut masih bisa kami jawab. Sampai kepada pertanyaan pamungkas. "Kenapa kalo Doraemon balik ke masa lalu, dia tetep aja jadi gede, ga jadi kecil? Kalo balik ke jaman dulu kan orang2 itu jadi bayi lagi..."
Oke, untuk yang ini, kami menyerah. Entah butuh berapa teori alam semesta untuk menjelaskan hal ini, terlebih untuk anak lima tahun, yang belum mengenal apa itu arti kata paradoks, apa itu semesta paralel. Akhirnya malam tadi ditutup dengan sebuah janji untuk menjelaskan teori mengenai waktu di lain hari, kelak kalau dia sudah lebih banyak tahu arti kata, atau mungkin kelak kalau orang tuanya bisa lebih mengerti, dan menjelaskan dengan lebih sederhana.

Untungnya lagi bagi kami, Mariana tidak menghubungkan teori penciptaan alam semesta dengan konsep ketuhanan. Jika demikian, mungkin saya akan pusing dengan jawaban saya sendiri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sampai jumpa kembali...!

Alhamdulillah, saya patut bersyukur bahwa selama saya masuk di dunia kerja, saya bertemu dengan para atasan langsung yang luar biasa. Dedikasi dan kapabilitasnya sungguh sangat menginspirasi saya. Namun sebagaimana statistik, selalu saja ada pencilan. Harap dimaklumi.  Wawasan saya tentang atasan paling baik hanya terbatas pada Bu Evi Karmilah. Beliau adalah seorang veteran di bidang migas. Kalau tak salah dari pertama penempatan sampai jadi Kasi, beliau selalu di migas. Bukti kehebatan beliau adalah, beliau lah yang merancang hampir semua kertas kerja migas sampai akhirnya dilakukan penyesuaian oleh veteran lainnya, yaitu mas Yudi. Hidup yang terus bergerak maju akhirnya mengharuskan saya menembus batasan wawasan saya. Ternyata ada Kasi yang lebih hebat dari Bu Evi. Jika saja beliau mempunyai waktu yang sama dengan Bu Evi, saya yakin pengetahuan beliau akan melampaui Bu Evi. Tipe bekerjanya mirip, kecepatan pemahaman akan hal baru sangat cepat, biarpun tidak sampai sedetil Bu Evi....

Pemimpin itu...

lima nama yang saya idolakan sebagai pemimpin. 1. Tan Malaka Tan malaka adalah seorang pemberani dan seorang pemimpin pergerakan yang revolusioner. Bisa dibilang, saat itu Tan Malaka adalah seorang pemberontak yang sebenar-benarnya, karena sangat berani memperjuangkan nilai-nilai yang sangat dia yakini.  Dalam hal patriotisme, Tan Malaka adalah inspirasi saya. Karir pergerakan Tan Malaka dimulai dari pengalamannya saat menjadi guru bagi para buruh tebu. Tan Malaka kala itu tak mampu menahan amarahnya atas perlakuan tidak adil Belanda terhadap kaum pribumi. Berawal dari itu, Tan Malaka berusaha untuk terus melawan penjajahan Belanda dengan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia seratus persen. Dalam kehidupan pergerakannya, Tan Malaka bergabung dengan Partai Komunis Hindia yang kala itu berjalan dengan seadanya. Singkat cerita, Tan Malaka berhasil membuat Partai Komunis diperhitungkan Pemerintah Hindia Belanda sebagai partai pergerakan yang berbahaya. Tan Malaka terus meyaki...

Pertama

This is the first time! The first step! Pecah telur! Belah duren! Apapun istilahnya, inilah yang berhasil saya tulis pertama kali dalam blog ini. Saya ingin menulis lebih banyak lagi. Ingin menuangkan ide-ide lainnya. Sudah saatnya saya bukan hanya memperhatikan. Bukan hanya diam ataupun mengoceh sendiri. Saatnya menuangkannya! Untuk diri saya sendiri, Selamat!!!!