Langsung ke konten utama

Berlari dan teruskan

Hari ini, 11 Agustus 2024 lagi-lagi merupakan pencapaian saya yang harus saya banggakan dan syukuri. Saya berhasil menyelesaikan percobaan lari sejauh 5km. Saya sebut sebagai percobaan karena saya tidak sepenuhnya berlari, melainkan saya selingi dengan berjalan. Menurut perhitungan saya, secara netto saya berhasil lari sejauh 4,5 km.





Ini tentu saja merupakan pencapaian tersendiri bagi saya. Sebelumnya saya selalu ragu apakah saya mampu berlari sejauh itu. Bahkan untuk berlari sejauh 3 km pun rasanya itu hal yang sangat sulit bagi saya. Kalaupun bisa, itu mungkin sudah batas kemampuan saya. Saya memang belum pernah mengukur seberapa jauh saya dapat lari sebelum ini. Yang pasti, dulu saya mampu  mengitari Stadion Kamal, kandang Persitara sebanyak empat kali. 

Jadi ceritanya, di kantor sedang diadakan Porseni dan salah satu cabornya adalah virtual run. Peraturannya, tiap pegawai wajib mengikuti minimal satu cabor atau cabang seni. Virtual run adalah yang pertama kali terbersit dalam pikiran saya. Saya  terbisa jalan cepat, dan sudah pernah berjalan sejauh enam kilometer. Yaah, saya tinggal berjalan cepat saja seperti yang sudah pernah saya lakukan, toh tidak ada syarat waktu maksimal. Yang penting bisa lari sejauh minimal 5 km. 

Oke, ini hal baru buat saya. Saya akan lari. Saya akan ikut cabor ini. Kalau ga kuat lari 5 km yaudah tinggal dilanjut jalan cepat saja. Target saya adalah mampu lari 3 km tanpa henti, selebihnya jalan. 

Tibalah di hari H saya lari. Saya mulai dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan saat saya lari di stadion kamal. 

Satu kilometer, kaki saya mulai pegal. Saya pernah merasakan ini. Saya tak mau berhenti. Tahan saja. 

Dua kilometer, kecepatan saya masih konstan, saya jadi terbiasa dengan rasa pegalnya. Tetap lanjut. 

Tiga kilometer, dan saya berhasil mencapai target. Saya makin pelan, dan akhirnya saya putuskan berjalan di kilometer tiga koma lima. Saya masih ingin hidup, tak baik memaksakan. Toh ini juga pertama kali setelah sekian lama. Saat saya mulai merasa kuat lagi, saya kembali lari di kira-kira satu kilometer berikutnya. Sehingga total saya berlari kira-kira empat kilometer lebih.

Gila pikir saya, ternyata saya mampu berlari sejauh itu walaupun dengan catatan waktu yang sangat lambat dan diiringi dengan berjalan. Sungguh ini yang pertama buat saya. Kadar endorfin saya meningkat. Saya tak henti-hentinya bangga dengan diri saya sendiri. Saya bangga karena berani mencoba. Saya bangga karena saya bisa melawan kemalasan saya.

Pencapaian ini tak boleh terkubur begitu saja. Saya harus mengabadikannya. Dengan begitu, saya bisa terus menjadikan hari ini sebagai hari pertama saya berlari lebih dari tiga kilometer tanpa henti. Setelah ini, tentu saja akan ada lari-lari berikutnya. Entah tetap tiga kilo tanpa henti, atau lima kilo, sepuluh kilo, ratusan kilo? Siapa tau, iya kan?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sampai jumpa kembali...!

Alhamdulillah, saya patut bersyukur bahwa selama saya masuk di dunia kerja, saya bertemu dengan para atasan langsung yang luar biasa. Dedikasi dan kapabilitasnya sungguh sangat menginspirasi saya. Namun sebagaimana statistik, selalu saja ada pencilan. Harap dimaklumi.  Wawasan saya tentang atasan paling baik hanya terbatas pada Bu Evi Karmilah. Beliau adalah seorang veteran di bidang migas. Kalau tak salah dari pertama penempatan sampai jadi Kasi, beliau selalu di migas. Bukti kehebatan beliau adalah, beliau lah yang merancang hampir semua kertas kerja migas sampai akhirnya dilakukan penyesuaian oleh veteran lainnya, yaitu mas Yudi. Hidup yang terus bergerak maju akhirnya mengharuskan saya menembus batasan wawasan saya. Ternyata ada Kasi yang lebih hebat dari Bu Evi. Jika saja beliau mempunyai waktu yang sama dengan Bu Evi, saya yakin pengetahuan beliau akan melampaui Bu Evi. Tipe bekerjanya mirip, kecepatan pemahaman akan hal baru sangat cepat, biarpun tidak sampai sedetil Bu Evi....

Pemimpin itu...

lima nama yang saya idolakan sebagai pemimpin. 1. Tan Malaka Tan malaka adalah seorang pemberani dan seorang pemimpin pergerakan yang revolusioner. Bisa dibilang, saat itu Tan Malaka adalah seorang pemberontak yang sebenar-benarnya, karena sangat berani memperjuangkan nilai-nilai yang sangat dia yakini.  Dalam hal patriotisme, Tan Malaka adalah inspirasi saya. Karir pergerakan Tan Malaka dimulai dari pengalamannya saat menjadi guru bagi para buruh tebu. Tan Malaka kala itu tak mampu menahan amarahnya atas perlakuan tidak adil Belanda terhadap kaum pribumi. Berawal dari itu, Tan Malaka berusaha untuk terus melawan penjajahan Belanda dengan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia seratus persen. Dalam kehidupan pergerakannya, Tan Malaka bergabung dengan Partai Komunis Hindia yang kala itu berjalan dengan seadanya. Singkat cerita, Tan Malaka berhasil membuat Partai Komunis diperhitungkan Pemerintah Hindia Belanda sebagai partai pergerakan yang berbahaya. Tan Malaka terus meyaki...

Pertama

This is the first time! The first step! Pecah telur! Belah duren! Apapun istilahnya, inilah yang berhasil saya tulis pertama kali dalam blog ini. Saya ingin menulis lebih banyak lagi. Ingin menuangkan ide-ide lainnya. Sudah saatnya saya bukan hanya memperhatikan. Bukan hanya diam ataupun mengoceh sendiri. Saatnya menuangkannya! Untuk diri saya sendiri, Selamat!!!!