Langsung ke konten utama

Lagu, Pribadi, dan Kenangan

Suatu hari, di suatu pagi yang matahari tidak bersinar sedemikian cerahnya, di suatu pagi yang seakan-akan melambatkan semua aktivitas yang dilakukan orang-orang, saya ingin sekali membangkitkan kenangan lewat lagu-lagu dari sebuah band yang berasal dari Bali. Saya menepi, kemudian berhenti sejenak, membuat daftar putarnya di pemutar lagu. Saya tak ambil pusing judul lagu apa yang pertama kali dimainkan, namun untuk melengkapi romansa ini, saya ingin lagu berjudul perempuan mawar berada di penghabisan.

Tak sampai memakan waktu lama, saya sudah berhasil menerawang ke masa itu. Sebuah masa, yang membuat saya menjadi pribadi yang tak sama lagi dengan sebelumnya. Sebuah masa yang berhasil membuat saya menemukan sebuah ikatan pertemanan yang belum pernah saya rasakan sebelumnya. Masa itu, mempertemukan saya dengan banyak karakter berbeda. The good, the bad, super cool, super religious, innocent, bad ass, the famous, the disguisting.

Saya masuk dengan pengetahuan yang minim tentang dunia komputer, hal paling canggih yang bisa saya banggakan hanyalah saya pernah mengetik di komputer Pentium 4. Namun saya memulai masa itu denga perasaan bangga karena saya mahir membuat tabel dalam Microsoft excel kemudian mengisi tabel itu dengan nama petugas piket dan jadwal pelajaran. Lalu ditunjukanlah saya sebuah alat yang bernama USB MP3 player. Maka pada jaman itu, disket menjadi hal yang tidak material lagi.

Saya memulai masa itu dengan perasaan bangga karena belum apa-apa saya sudah disuruh membongkar pesawat telepon. Melihat isi badannya, kemudian ya sudah, lihat saja. Resapi bagian-bagiannya. Kelak ku bisa pamer bahwa ku ingat di luar kepala Alexander Graham Bell lah penemu alat yang baru ku bongkar itu.

Lagu yang terdengar begitu asyik. Hentakan drum yang keras dan distorsi gitarnya memadai untuk telingaku yang masih berfungsi. Lalu, apa pasal, lagu-lagu ini bisa membawaku menerawang menuju masa lalu itu? 

Sebagian besar tindak tandukku, selama masa itu memang terbawa dari lagu-lagu ini. Tidak ada manusia super. Manusia itu telah mati semenjak dia dilahirkan, katanya. Maka semenjak itu, saya mulai berani mencoa hal baru, baik atau buruk, persetan, manusia super itu tidak ada! Semenjak itu, saya tidak peduli apa kata orang di sekitar. It’s my life, I enjoy this life like I want to. Lewat pengaruh seorang teman baik, maka sebatang kretek adalah permulaan saya untuk mencari jati diri baru.

Jika dulu dunia selalu putih atau cerah, maka pada masa itu dunia memiliki warna yang lebih beragam. Merah marun bukanlah warna yang buruk. Karena di sebuah masa itulah saya belajar memahami dunia dari sudut pandang berbeda. Di masa itu, saya menyadari bahwa satu pukulan tidak akan membuatmu mati, dan karena itu, mulai dari masa itu, saya menjadi pribadi yang berani “melawan”. Di masa itu, saya mulai memahami bahwa cinta, sebagaimanapun dia didefinisikan, kau tidak akan bisa mengetahui artinya jika kau tidak merasakannya sendiri.

🎼
When you fall to my arms, when you sleep for thousand years
(I) Never will bring you down, down… down… down…
You’re the heart of the crown and the blood of all my lifetime
You are my lady rose…


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sampai jumpa kembali...!

Alhamdulillah, saya patut bersyukur bahwa selama saya masuk di dunia kerja, saya bertemu dengan para atasan langsung yang luar biasa. Dedikasi dan kapabilitasnya sungguh sangat menginspirasi saya. Namun sebagaimana statistik, selalu saja ada pencilan. Harap dimaklumi.  Wawasan saya tentang atasan paling baik hanya terbatas pada Bu Evi Karmilah. Beliau adalah seorang veteran di bidang migas. Kalau tak salah dari pertama penempatan sampai jadi Kasi, beliau selalu di migas. Bukti kehebatan beliau adalah, beliau lah yang merancang hampir semua kertas kerja migas sampai akhirnya dilakukan penyesuaian oleh veteran lainnya, yaitu mas Yudi. Hidup yang terus bergerak maju akhirnya mengharuskan saya menembus batasan wawasan saya. Ternyata ada Kasi yang lebih hebat dari Bu Evi. Jika saja beliau mempunyai waktu yang sama dengan Bu Evi, saya yakin pengetahuan beliau akan melampaui Bu Evi. Tipe bekerjanya mirip, kecepatan pemahaman akan hal baru sangat cepat, biarpun tidak sampai sedetil Bu Evi....

Pemimpin itu...

lima nama yang saya idolakan sebagai pemimpin. 1. Tan Malaka Tan malaka adalah seorang pemberani dan seorang pemimpin pergerakan yang revolusioner. Bisa dibilang, saat itu Tan Malaka adalah seorang pemberontak yang sebenar-benarnya, karena sangat berani memperjuangkan nilai-nilai yang sangat dia yakini.  Dalam hal patriotisme, Tan Malaka adalah inspirasi saya. Karir pergerakan Tan Malaka dimulai dari pengalamannya saat menjadi guru bagi para buruh tebu. Tan Malaka kala itu tak mampu menahan amarahnya atas perlakuan tidak adil Belanda terhadap kaum pribumi. Berawal dari itu, Tan Malaka berusaha untuk terus melawan penjajahan Belanda dengan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia seratus persen. Dalam kehidupan pergerakannya, Tan Malaka bergabung dengan Partai Komunis Hindia yang kala itu berjalan dengan seadanya. Singkat cerita, Tan Malaka berhasil membuat Partai Komunis diperhitungkan Pemerintah Hindia Belanda sebagai partai pergerakan yang berbahaya. Tan Malaka terus meyaki...

Pertama

This is the first time! The first step! Pecah telur! Belah duren! Apapun istilahnya, inilah yang berhasil saya tulis pertama kali dalam blog ini. Saya ingin menulis lebih banyak lagi. Ingin menuangkan ide-ide lainnya. Sudah saatnya saya bukan hanya memperhatikan. Bukan hanya diam ataupun mengoceh sendiri. Saatnya menuangkannya! Untuk diri saya sendiri, Selamat!!!!