Langsung ke konten utama

Postingan

Bisa-bisanya Dia Begitu

Bisa-bisanya aku tak dipilih olehnya. Padahal dalam banyak hal aku ini unggul. Dia malah pilih yang lebih muda darinya, badboy gadungan, tukang contek, dan tidak lebih tampan dariku.  Untuk urusan umur, boleh jadi aku dan laki-laki itu sama mudanya. Dari orang-orang seangkatanku, aku ini setahun lebih muda. Aku terlalu cepat masuk SD setahun. Kenyataannya, laki-laki itu hanya berada satu tingkat di bawahku. Kalau memakai standar umur normal, aku harusnya sekelas dengan lelaki itu. Oh, boleh jadi laki itu juga lebih cepat masuk SD setahun. Alah, dari mukanya tidak mungkin! Bahkan secara tampilan muka dia terlihat lebih tua dariku.  Urusan badboy silakan tentukan, lebih badboy mana antara anggota ekskul futsal dan anggota ekskul band? Orang bermain futsal itu untuk olahraga, badannya pada sehat, larinya kuat. Untuk lebih kuat lari lagi, sudah barang tentu mereka tidak merokok. Bandingkan dengan aku yang anak band. Bandku ini dibentuk untuk memberontak dan mendobrak nilai-nilai m...
Postingan terbaru

Ujian layaknya sebuah film

Saya sudah sering tahu kalau anak saya bakal ujian. Reaksi saya selalu "all is well", saya selalu yakin anak saya bisa melalui semua ujian di sekolah, karena tentu saja istri saya sudah menjadi fasilitator ulung bagi Si Palung. Masalahnya, kali ini saya harus menontonnya ujian langsung. Saya harus menonton anak saya berhadapan dengan gurunya, untuk menunjukkan seberapa hapalnya dia dengan Juz 30. Ujian tasmi' istilahnya.  Dalam sebuah film, selalu ada bagian mengenai hal apa saja yang menjadi latar belakang konflik. Pada bagian ini, penonton masih bisa santai. Selanjutnya, sebelum bagian latar belakang ini masuk ke segmen konfliknya, penonton akan disuguhkan dengan adegan-adegan yang bisa jadi mendebarkan, atau bisa jadi bikin kesal, sampai-sampai kalau bisa skip aja nonton bagian ini. Langsung aja ke inti konfliknya, ke bagian paling seru. Nah, pengalaman menonton ujian ini, buat aaya serupa nonton film. Di surat-surat awal anak saya lancar saja melantunkan hapalannya. L...

Berlari dan teruskan

Hari ini, 11 Agustus 2024 lagi-lagi merupakan pencapaian saya yang harus saya banggakan dan syukuri. Saya berhasil menyelesaikan percobaan lari sejauh 5km. Saya sebut sebagai percobaan karena saya tidak sepenuhnya berlari, melainkan saya selingi dengan berjalan. Menurut perhitungan saya, secara netto saya berhasil lari sejauh 4,5 km. Ini tentu saja merupakan pencapaian tersendiri bagi saya. Sebelumnya saya selalu ragu apakah saya mampu berlari sejauh itu. Bahkan untuk berlari sejauh 3 km pun rasanya itu hal yang sangat sulit bagi saya. Kalaupun bisa, itu mungkin sudah batas kemampuan saya. Saya memang belum pernah mengukur seberapa jauh saya dapat lari sebelum ini. Yang pasti, dulu saya mampu  mengitari Stadion Kamal, kandang Persitara sebanyak empat kali.  Jadi ceritanya, di kantor sedang diadakan Porseni dan salah satu cabornya adalah virtual run. Peraturannya, tiap pegawai wajib mengikuti minimal satu cabor atau cabang seni. Virtual run adalah yang pertama kali terbersit d...

Sampai jumpa kembali...!

Alhamdulillah, saya patut bersyukur bahwa selama saya masuk di dunia kerja, saya bertemu dengan para atasan langsung yang luar biasa. Dedikasi dan kapabilitasnya sungguh sangat menginspirasi saya. Namun sebagaimana statistik, selalu saja ada pencilan. Harap dimaklumi.  Wawasan saya tentang atasan paling baik hanya terbatas pada Bu Evi Karmilah. Beliau adalah seorang veteran di bidang migas. Kalau tak salah dari pertama penempatan sampai jadi Kasi, beliau selalu di migas. Bukti kehebatan beliau adalah, beliau lah yang merancang hampir semua kertas kerja migas sampai akhirnya dilakukan penyesuaian oleh veteran lainnya, yaitu mas Yudi. Hidup yang terus bergerak maju akhirnya mengharuskan saya menembus batasan wawasan saya. Ternyata ada Kasi yang lebih hebat dari Bu Evi. Jika saja beliau mempunyai waktu yang sama dengan Bu Evi, saya yakin pengetahuan beliau akan melampaui Bu Evi. Tipe bekerjanya mirip, kecepatan pemahaman akan hal baru sangat cepat, biarpun tidak sampai sedetil Bu Evi....

Duh alah si Angin

Air adalah media yang tepat untuk menyembuhkan. Pak Sobri si orang pintar itu selalu memakai air sebagai media penyembuhannya. Doa-doa yang dilantunkannya akan diserap oleh molekul-molekul air, sehingga saat air pemberian Pak Sobri diminum, pasien akan berangsur sembuh karena doa-doa yang dipanjatkan dengan tulus menyatu ke dalam sel-sel pasien. Sel yang sakit akan menarik molekul air doa lebih banyak.  Tubuh memang seperti itu, mempunyai caranya sendiri untuk tetap hidup. Namun kali ini Pak Sobri bingung. Pasiennya adalah Angin. Bagaimanapun Angin adalah momok paling serius di tubuh manusia. Jika seseorang sudah kena angin, dia harus jadi pintar dulu untuk sembuh. Air doa Pak Sobri tidak akan berhasil kalau orang itu belum pintar. Jika sudah betah dia di tubuh manusia, angin akan memaksa untuk duduk.  Sungguh celaka si Angin ini. Memangnya seberapa parah sakitnya? Ini ancaman serius. Dia minta diobati dengan media lautan! Pak Sobri harus pintar-pintar memilih lauta...

Terima kasih, sungguh

  Aku adalah makhluk kenangan. Aku masih ingat syahdunya angin di pinggiran Mookervart di Kalideres. Sukar kali aku menyalakan rokok di sana. Namun, saat rokok itu menyala, satu hisapan, tahan sebentar, hempaskan. Fiuuh... Lega rasanya... Untuk sesaat. Maka akan kuulangi lagi perbuatan itu, sampai bosan kumenghisap, atau sampai kretekku habis. Lalu aku kan kembali lagi, merasakan kekosongan di tengah bisingnya truk tronton, klakson angkot, deru bis kota, dan kebisingan yang hanya ada di kepalaku. "Akan kemana kalian pergi kawan? Aku ikut, kalau boleh."   "Masih adakah tempat untukku, kawan? Di mana saja, asal aku ikut." Terang saja, tidak akan kudengar jawaban dari mereka, karena pertanyaan itu hanya ada di kepalaku. Tak sampai meluncur keluar dari mulutku yang biasanya lancar sekali meracau.   "Kawan, sampai jumpa lagi. Hubungi aku. Kalian tau aku makhluk setia, dan naif. Nomorku tak kan kuganti. Aku siap mendengar semua cerita kalian" .....  Aku telah...

Pertanyaan Itu Dimulai Juga

Saya selalu merasa tertarik mengenai hal yang berhubungan dengan angkasa luar. Bahasan tentang hal tersebut akan membawa kita kepada berbagai macam teori alam semesta yg belum terpecahkan. Seru sekali, dan saya mencoba untuk memberitahukan keseruan itu kepada Mariana. Saya pernah mencobanya dengan menawarinya sebuah buku. Dia tak tertarik. Saya memberikan sebuah gambar. Tak tertarik juga. Video alam semesta di Youtube. Tertarik sedikit. Dia tertarik dengan perbandingan besaran planet bumi dengan bintang raksasa di alam semesta yang berhasil manusia temukan sejauh ini. Saya kira saya sudah berhasil menggugah keingintahuannya tentang angkasa luar dan alam semesta, namun saya salah. Setelah video itu tidak ada pertanyaan lanjutan. Sampai kemudian dia menonton petualangan Doraemon kemarin siang. Ceritanya doraemon, bersama nobita, shizuka, giant, dan suneo, tentunya, menjelajah waktu ke masa saat bumi berada pada zaman es. Tumben, mariana mau menonton petualangan doraemon sampai habis. ...